Normalkah Kehidupan The New Normal Masyarakat?

Mhd. Syahfriardan

Modernis.co, Sumatra Utara – Sudah hampir lebih tiga bulan negara kita telah mempersiapkan beberapa langkah tindakan strategis dalam rangka memutus penyebaran mata rantai dari Pandemik Corona.

Mulai dari kebijakan untuk tetap berada di rumah ‘#stayathome’ hingga penerapan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dibeberapa titik wilayah di Indonesia.

Dampak negatif yang diakibatkan dari Pandemik ini sudah masuk ke beberapa segmen yang ada, baik itu ekonomi, politik, sosial bahkan agama pun turut merasakan dampak negatif dari virus ini. Seolah tidak ada penawar solusi yang solutif untuk mengentaskan dan mengakhiri virus ini.

Beberapa kebijakan tengah diberlakukan, hal ini dilakukan sebagai upaya preventif yang diambil pemerintah untuk segera mengakhiri penyebaran dari virus Corona.

Persiapan Penerapan The New Normal

Terdapat beberapa pendapatan dari beberapa ahli yang menjelaskan apa yg dimaksud dengan kehidupan The New Normal.

Salah satunya adalah dari Ahmad Yurianti yang merupakan salah satu juru bicara pemerintah terkait penanganan Pandemik Corona menjelaskan bahwasanya yang dimaksudkan dengan kehidupan ‘Normal Baru’ adalah hidup sesuai protokol kesehatan untuk mencegah virus corona (Covid-19).

Karena itu, jaga jarak hingga menggunakan masker akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Setelah hampir tiga bulan dalam melakukan beragam strategi kebijakan dalam mengakhiri penyebaran mata rantai dari Virus Corona, Pemerintah dinilai tidak tegas dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan ini. Konsep pola hidup normal baru (New Normal) ini merupakan salah satu yang ditekankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Dikatakan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bahwa sejumlah hal yang harus diperhatikan pemerintah suatu wilayah atau negara untuk melonggarkan pembatasan terkait pandemi Covid-19 hal itu dituangkan melalui akun Twitter pribadinya baru-baru ini.

Konsep New Normal dianggap sebagai sesuatu hal yang baru bagi masyarakat. Seolah masyarakat dibuat bingung dengan pemberlakuan konsep New Normal ini.

Pemberlakuan konsep New Normal ini merupakan kebijakan pelonggaran dari aturan sebelumnya, masyarakat diminta untuk melakukan kegiatan hal-hal yang baru di kehidupan sehari-harinya, seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan kebiasaan baru lainnya dalam langkah memutuskan penyebaran dari virus Corona di Wilayah Indonesia.

Berdamai atau Berperang Melawan?

Pasca akan diberlakukannya kebijakan The New Normal (Kehidupan Normal Baru) yang baru-baru saja akan diterapkan di Indonesia, seolah hal ini membuat beberapa masyarakat khususnya para tim medis sebagai garda terdepan dalam menyelesaikan penyebaran dari Pandemik Corona merasa dibuat kecewa oleh pemerintah.

Pemerintah dalam hal ini dianggap seolah tidak serius dalam menangani penyebaran virus Corona.

Sehingga hal ini menyebabkan munculnya hastag yang beberapa hari ini viral #IndonesiaTerserah, merupakan salah satu bentuk protes yang diluapkan terhadap kebijakan The New Normal yang dianggap sebagai pelonggaran sosial dari peraturan yang sebelumnya.

Tim medis beranggapan bahwa berdamai dengan Pandemik ini bukanlah alternatif yang efektif, jika pemerintah benar-benar menganggap bahwa Pandemik ini adalah bukan masalah yang dapat disepelekan dengan begitu saja.

Pemerintah melalui juru bicaranya menyampaikan agar masyarakat Indonesia untuk dapat berdamai dengan penyebaran dari virus Corona yang ada di Indonesia.

Hal ini seolah bertentangan dengan para tim medis kesehatan yang menangani secara langsung Pandemik ini, mereka menganggap bahwa berdamai dengan virus Corona adalah bukan kebijakan yang tepat.

Melihat kondisi yang sekarang pasca penerapan PSBB, banyak dari tim medis mengharapkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga jarak dan ikut bersama kolektif memerangi penyebaran dari mata rantai virus Corona hingga benar-benar dinyatakan Pandemik ini telah punah secara keseluruhan di wilayah Indonesia.

Oleh: Mhd. Syahfriardan (Instruktur Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment